Gnoticisme
-
Sedikit cerita dari saya. Nama saya Andi Hidayat. Saya terlahir sebagai seorang laki-laki pada tanggal 10 Maret 1993 di sebuah kota kecil...
-
Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal, Aku bermimpi ingin mengubah dunia. Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku, Kudapati b...
-
Liburan Bareng Anak2ArGhe_DUTA & ELVAGAS SMA N 1 Kedungwaru DI Wisata Bahari Lamongan
-
Kau ini bagaimana atau aku yang harus bagaimana Kau ini bagaimana, kau bilang aku merdeka kau memilihkan untukku segalanya Kau suruh aku b...
-
Arridho bisyain arridho bima yatawalladu minhu
Minggu, 20 Maret 2011
Kamis, 10 Maret 2011
Taufik Pasiak
Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal,
Aku bermimpi ingin mengubah dunia.
Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku,
Kudapati bahwa dunia tak kunjung berubah.
Maka cita-cita itu pun agak kupersempit,
Lalu kuputuskan hanya mengubah negeriku.
Namun, tampaknya hasrat itu pun tiada hasil.
Tatkala usiaku makin senja,
dengan semangatku yang masih tersisa, kuputuskan untuk mengubah keluargaku, orang-orang yang paling dekat denganku.
Sayangnya, mereka pun tak mau diubah.
.
Kini, sementara aku berbaring menunggu ajal menjelang,
Tiba-tiba kusadari:
Andaikan yang pertama-tama kuubah adalah diriku,
Maka dengan menjadikan diriku sebagai teladan,
Mungkin aku bisa mengubah keluargaku.
Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka,
Bisa jadi aku pun bisa memperbaiki negeriku.
Kemudian siapa tahu, aku bahkan bisa mengubah dunia.
.
.
Taufik Pasiak
Aku bermimpi ingin mengubah dunia.
Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku,
Kudapati bahwa dunia tak kunjung berubah.
Maka cita-cita itu pun agak kupersempit,
Lalu kuputuskan hanya mengubah negeriku.
Namun, tampaknya hasrat itu pun tiada hasil.
Tatkala usiaku makin senja,
dengan semangatku yang masih tersisa, kuputuskan untuk mengubah keluargaku, orang-orang yang paling dekat denganku.
Sayangnya, mereka pun tak mau diubah.
.
Kini, sementara aku berbaring menunggu ajal menjelang,
Tiba-tiba kusadari:
Andaikan yang pertama-tama kuubah adalah diriku,
Maka dengan menjadikan diriku sebagai teladan,
Mungkin aku bisa mengubah keluargaku.
Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka,
Bisa jadi aku pun bisa memperbaiki negeriku.
Kemudian siapa tahu, aku bahkan bisa mengubah dunia.
.
.
Taufik Pasiak
Gus Mus
Kau ini bagaimana atau aku yang harus bagaimana
Kau ini bagaimana, kau bilang aku merdeka kau memilihkan untukku segalanya
Kau suruh aku berfikir, aku berfikir kau tuduh aku kafir
Kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai
Kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai
Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku
Kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin plan
Kau suruh aku maju, aku maju kau slimpung kakiku
Kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku
Kau suruh aku taqwa, khutbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa
Kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya
Aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya
Aku kau suruh berdisiplin, kau mencontohkan yang lain
Kau bilang tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggilNya dengan pengeras suara setiap saat
Kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai
Aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakannya
Aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskanya
Kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau Tanami rumah-rumah
Kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah
Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
Aku kau suruh bertanggung jawab, kau sendiri berucap wallahu a’lam bi sowab
Kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku
Kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku
Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah kupilh kau bertindak semaumu
Kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu
Kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis
Kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis
Kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah
Kau bilang carikan alternatif, aku carikan alternatif kau bilang jangan mendekte saja
Aku bilang terserah kau, kau tidak mau
Aku bilang terserah kita, kau tak suka
Aku bilang terserah aku, kau memakiku
Kau ini bagaimana, kau bilang aku merdeka kau memilihkan untukku segalanya
Kau suruh aku berfikir, aku berfikir kau tuduh aku kafir
Kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai
Kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai
Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku
Kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin plan
Kau suruh aku maju, aku maju kau slimpung kakiku
Kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku
Kau suruh aku taqwa, khutbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa
Kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya
Aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya
Aku kau suruh berdisiplin, kau mencontohkan yang lain
Kau bilang tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggilNya dengan pengeras suara setiap saat
Kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai
Aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakannya
Aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskanya
Kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau Tanami rumah-rumah
Kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah
Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
Aku kau suruh bertanggung jawab, kau sendiri berucap wallahu a’lam bi sowab
Kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku
Kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku
Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah kupilh kau bertindak semaumu
Kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu
Kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis
Kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis
Kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah
Kau bilang carikan alternatif, aku carikan alternatif kau bilang jangan mendekte saja
Aku bilang terserah kau, kau tidak mau
Aku bilang terserah kita, kau tak suka
Aku bilang terserah aku, kau memakiku
Langganan:
Postingan (Atom)